FINANCIAL WORLD
FLOW
Financial World Flow adalah Perputaran Keuangan Dunia, yang di era globalisasi ini tidak ada batasnya.
Money (Uang)
dibagi kedalam 3 pengertian :
1. Alat Tukar
2.Satuan Hitung
3. Kekayaan dan
Kemakmuran
Periode sekarang bila digambarkan si “A” (memiliki uang)
menyimpankan sejumlah uangnya kepada si Bank yang disebut dengan i1 dan si “B”
(tidak memiliki uang) meminjam sejumlah uang kepada si Bank yang dapat disebut
dengan i2 dan apabila si “B” meminjam uang kepada si “A” dapat berupa:
a. Obligasi, yaitu surat hutang. Apabila si “B” meminjam uang sebesar 10 juta rupiah dari si “A” dan bunga yang diberikan sebesar 10% per 3 bulan, maka si “B” dapat mengembalikan uang si “A” sebesar 9 juta rupiah pada 3 bulan setalah meminjam uang tersebut.
b. Stook atau saham, yaitu 40% dari aktiva
pertahun yang disebut deviden. Deviden didapat dari TL (profit)-laba ditahan = laba
yang dibagi. Laba yang dibagi tersebut disebut dengan deviden.
c. Pasar Modal, Bila dicontohkan apabila hari ini
pada pukul 10.00 WIB harga saham unilever sebesar Rp.10.000/lembar maka pada
pukul jam 14.00 WIB harga saham menjadi Rp.15.000/lembar maka apabila saham itu
dijual mendapatkan untung sebesar Rp.5.000 yang disebut dengan Capital Gain
(tidak sampai 1 periode). Capital Gain dalam surat kabar biasa disebut “Short
Selling”.
Sedangkan apabila Bank
memiliki nasabah lebih banyak daripada peminjam, Bank bekerjasama bersama
Leasing dan semisalnya AHM (Astra Honda Motors) untuk memberikan pinjaman
kepada seorang nasabah diperlukan adanya jaminan. Artinya, Bank menginginkan
agar kredit yang diberikannya itu terjamin akan kembali kepada Bank setelah
jatuh tempo sesuai dengan kesepakatan bersama.
Bank memberikan pinjaman
kepada nasabah tentu ingin memperoleh keuntungan dan apabila terjadi hal yang
tidak diinginkan misalnya nasabah tersebut meninggal sehingga dapat menyebabkan
kerugian bagi pihak bank. Agar dapat menutupi kerugian tersebut bank
bekerjasama dengan PT. ABC misalnya, dimana PT. ABC sebagai Asuransi harus
menutupi hutang nasabah yang meninggal tersebut yang akan memperoleh premi dan
harus membayar semua hutang tersebut. Apabila PT. ABC merasa keberatan atas
kesepakatan tersebut maka PT. ABC dapat bekerjasama dengan PT. KLM sebagai Reasuransi
dan apabila PT. KLM pun merasa keberatan perusahaan itu pun bekerjasama dengan
PT. OPQ sebagai Retrocessi yang berada diluar negeri. Karena PT. OPQ ini takut
merasa merugi PT. OPQ membangun perusahaan kecil yang semisalnya OP, OQ dan PQ
untuk terhindar dari kerugian, dan OP, OQ, dan PQ melakukan transaksi membeli
saham Bank di pasar modal untuk mendapatkan Capital Gain.
1. Saham itu
maksimal 20% jika perusahaan asing ingin membeli lebih dari 50% saham pindah.
2. Lebih
baik 1000 orang meminjam @100 dibanding 1 orang meminjam 100.000 (The Law Of
The Large Number).
3.
Solvabilitas: Memenuhi kewajiban jangka panjang (kredit, leasing)
4.
Likuiditas: Memenuhi kewajiban jangka pendek (contoh: Bank)
Semua gambaran
diatas merupakan putaran keuangan di era globalisasi yang tidak ada batasnya
atau yang disebut dengan Financial World Flow.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar